JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang tumbuh cukup tinggi sampai 5,44 persen (yoy) ditopang terus meningkatnya permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga. Juga kinerja ekspor yang terus meninggi.
Bank Indonesia (BI) menjelaskan, konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 5,51 persen (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya sebesar 4,34 persen (yoy). Kinerja positif tersebut didorong meningkatnya mobilitas masyarakat seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas pasca pandemi dan aktivitas terkait perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Ekspor juga tercatat tumbuh paling tinggi dalam komponen pengeluaran, yakni 19,74 persen (yoy), ditopang permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat. Meski begitu, konsumsi Pemerintah masih terkontraksi 5,24 persen (yoy) terutama bersumber dari penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) seiring membaiknya kondisi pasca pandemi Covid-19.
“Ke depan, perbaikan ekonomi Indonesia diperkirakan masih berlanjut, didukung peningkatan mobilitas, sumber pembiayaan, dan aktivitas dunia usaha,” ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (5/8/2022). Begitupun, Erwin mengingatkan dampak perlambatan ekonomi global terhadap kinerja ekspor dan potensi tertahannya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan inflasi patut diwaspadai.