Mental Jadi Sorotan Imam Tohari kepada Putri Kusuma Wardani

Olahraga103 Views

GITULAH.COM — Pelatih pelatnas tunggal putri Imam Tohari menyoroti mental Putri Kusuma Wardani untuk diperkuat lagi agar bisa meraih gelar juara.

Pada BWF Korea Open 2025 pekan lalu, pebulu tangkis tunggal putri Indonesia ini hanya sampai semifinal. Dia dikalahkan oleh Akane Yamaguchi (Jepang) 9-21, 14-21.

Itu merupakan kekalahan ketiga Putri dari Yamaguchi dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, dia menyerah di semifinal Kejuaraan Dunia 2025 di Paris Agustus lalu. Kemudian di China Masters, sepekan sebelum Korea Open, Putri kalah di perempat final.

Secara keseluruhan Putri belum pernah menang dalam enam pertemuan melawan Yamaguchi sejak 2023.

Menurut Imam, permainan Putri sudah dihapal oleh Yamaguchi pada partai semifinal Korea Open yang lalu. Arah pengembalian shuttle cock-nya semua sudah bisa ditebak oleh juara dunia 2025 itu.

“Saya melihat akhirnya Putrinya menjadi bingung dan tidak bisa keluar dari tekanan. Rasa percaya diri pun menurun, bisa dibilang hilang setengah,” kat Imam, dikutip dari laman resmi PBSI, pbsi.id.

Ditambahkan Imam, semua itu berjalan dari gim pertama sampai pertengahan gim kedua. Setelah interval performanya membaik dengan terus mencoba lagi, memaksa dan berhasil mendapat beberapa poin tambahan.

“Saya bilang ke dia kalau sudah level ini mau tidak mau lawannya empat besar ini. Di manapun bertanding pasti akan bertemu mereka. Ujiannya di sini kalau mau tembus,” ungkap Imam.

:Ini memang masih terus berproses tapi selain itu saya juga ingin Putri ke depan bisa menang untuk menambah kepercayaan dirinya sendiri,” tambah Imam.

Menurut Imam. Yamaguchi adalah tipe pemain yang kalau ada ide permainan dan dieksekusi lalu berhasil, maka kepercayaan dirinya semakin menjadi. “Serangan dan kecepatannya semakin meningkat dan meningkat. Kekuatannya di sana, mental keyakinan.”

Topik Lain :  Catat Tanggalnya, Tes Pramusim Motogp 2022 Mandalika

Hal itulah, lanjut dia, yang harus dicontoh dan diperkuat oleh Putri lagi selain teknik dan fisik. “Berani dulu istilahnya seperti itu, kalau sudah berani dan yakin, permainan akan berkembang dengan sendirinya,” ucapnya.

“Bila melihat pemain-pemain Jepang, budaya yang harus diadposi adalah kemauan, disiplin dan komitmen. Yamaguchi yang sempat cedera, terpuruk dan sekarang bisa bangkit sampai juara dunia lagi itu tidak mudah tapi bisa berkat tiga faktor tadi,” jelas Imam.