Day 20: ‘Gowes Kau Ini Meramaikan Silaturahmi Keluargo’

Santai595 Views

GITULAH.COM PENGANTAR REDAKSI: Mulai Jumat (19/7/2024) seorang penjelajah bersepeda bernama Taufik Abriansyah memulai ekspedisi “Gowes ke Sabang, Gowes ke Marauke”. Sesuai judulnya, mantan wartawan Majalah Tempo ini berniat gowes ke ujung barat dan timur Indonesia dalam rangka mensyukuri nikmat Allah dan merayakan Indonesia. Mulai Senin (22/7) gitulah.com menurunkan ekspedisi tersebut. Selamat membaca.

Day 20
Palembang

Hari ketiga saya di Palembang kembali dibuka dengan sarapan pempek. Kali ini dalam bentuk lenggang. Pempek yang dikocok dengan telor dibungkus dengan daun pisang lalu dipanggang.

Tiga hari di Palembang bukan berarti saya bisa beristirahat untuk mengumpukan tenaga. Justru penuh dengan silaturahmi.

Sekitar jam 10 saya sudah janjian dengan Kang Yudha di Simpang Sekip. “Hayu kita ngopi bari ngobrol-ngobrol,” katanya. Meskipun mukimin di Palembang, saya dengan Kang Yudha lebih sering berbahasa Sunda, lantaran saya tahu dia berasal dari Tasikmalaya.

Kang Yudha kemudian nengajak saya menyusuri jalan Jenderal Sudirman hingga ke bunderan air mancur depan Masjid Agung. Dengan latar belakang Jembatan Ampera kami foto bersama. Setelah itu kami menuju pusat kuliner pempek 26 Ilir. Kang Yudha menjamu saya di sebuah warung pempek.

Sekitar jam 12.00 saya menuju Plaju. Mampir dulu ke rumah Pak Harto dan Bu Tira di daerah Sentosa Megamendung. Mereka adalah keluarga kakak ipar saya Sukarsih. Tapi kami memang sudah saling kenal sebelumnya.

Pak Harto dan Bu Tira beserta keluarga menyambut saya dengan hangat. Memang sudah lama juga kami tidak bertemu. Dan sudah pasti suguhannya adalah pempek. Saat berpamitan pulang, Bu Tira menyelipkan salam tempel ke tangan saya. “Sedikit untuk tambahan bekel,” katanya.

Topik Lain :  Dikira Mau Gowes ke Makkah

Masih di Plaju, sekitar jam 14.00 saya bergeser ke daerah Bakaran, ke rumah Bicik Masmirah. Di sini tempat pertemuan keluarga untuk menyambut saya. Kembali saya bertemu dengan Mang Ali. Ada juga Mang Ujang yang menjadi salah seorang motor penggerak grup keluarga kami.

Sepeda saya menjadi pusat perhatian. Dan berbagai pertanyaan. Sengaja saya pasang pannier meski dalam keadaan kosong, supaya saya bisa meyakinkan keluarga bahwa persiapan saya cukup matang dalam melaksanakan touring ini.

Sebelum bubaran, kami tentu saja melakukan sesi foto bersama. Saat pulang, kembali saya mendapat salam tempel. Kali ini dari Bicik Masmirah. “Sebagai tando cinto dan terimo kasih, gowes kau ini meramaikan silaturahmi keluargo,” katanya.

Dari Plaju, saya menuju daerah Sekojo. Ke rumah Kak Takwa. Ini saudara sepupu dari pihak bapak yang menjadi semacam kepala suku di antara kami. Kak Takwa bersama keluarga istrinya, Yuk Miske, dan anaknya Temi dan Terry, menyambut saya dengan hangat. Mereka geleng-geleng kepala melihat saya datang dengan sepeda.

Sesudah Shalat Maghrib bersama, saya menikmati suguhan Yuk Miske. Dan sudah bisa dipastikan menunya ada lagi pempek.

Rabu, 7 Agustus 2024

Taufik Abriansyah