GITULAH.COM – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 jenjang SMAN 2024 di Kota Depok ternyata menyisakan masalah yang cukup mengganggu berlangsungnya PPDB 2024 di Kota Depok. Salah satu masalah yang terungkap adalah manipulasi nilai.
Lantaran manipulasi nilai ini, Dinas Pendidikan Jawa Barat mencoret sebanyak 51 siswa yang mengikuti PPDB melalui jalur prestasi jenjang SMAN. Pencoretan dilakukan setelah menerima instruksi Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Itjen Kemendikbudristek) tentang temuan manipulasi nilai.
Itjen Kemendikbudristek segera melakukan rapat dengan Disdik Jabar, Disdik Kota Depok, Perwakilan SMAN di Kota Depok, Inspektorat Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Ombudsman dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). Rapat inilah yang kemudian memutuskan pencoretan 51 siswa yang namanya sudah tercantum di Jalur Prestasi PPDB Online 2024 di delapan SMAN di Kota Depok.
Lebih rinci, Plh Kepala Disdik Jabar, Ade Afriandi mengungkapkan, selain manipulasi nilai, ada juga kasus manipulasi kartu keluarga untuk jalur zonasi. Secara keseluruhan PPDB SMAN/SMKN tercatat ada 274 siswa yang dicoret karena terbukti melakukan kecurangan yakni manipulasi Kartu Keluarga (KK) yang ikut Jalur Zonasi dan manipulasi nilai untuk Jalur Prestasi.
“Pada tahap I, Jalur Zonasi, kami telah mencoret 223 siswa karena terbukti manipulasi kartu keluarga. Sedangkan di Kota Depok, kami mencoret 51 siswa karena terbukti manipulasi nilai. Total keseluruhan ada 274 siswa di Jabar yang dicoret,” jelas Ade seperti dilansir ruzka.republika.co,id, Selasa (16/7).
Menurut Ade, Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jawa Barat menegaskan tidak menoleransi segala tindakan kecurangan pada PPDB 2024. Bahkan, jika calon peserta didik tersebut telah dinyatakan lulus, tapi terbukti curang, maka akan langsung dicoret. “Dengan dicoretnya 51 siswa, akan diganti siswa dengan peringkat dibawahnya. Kami sedang lakukan sinkron data di delapan SMAN,” terangnya.
Adapun 51 siswa yang dicoret itu berasal dari 3 SMPN di Kota Depok yang diterima melalui Jalur Prestasi nilai yakni dengan perincian:
1. Sebanyak 21 siswa di SMAN 1 Depok.
2. Sebanyak 2 siswa di SMAN 2 Depok.
3. Sebanyak 5 siswa di SMAN 3 Depok.
4. Sebanyak 1 siswa di SMAN 4 Depok.
5. Sebanyak 4 siswa di SMAN 5 Depok.
6. Sebanyak 9 siswa di SMAN 6 Depok.
7. Sebanyak 5 siswa di SMAN 12 Depok.
8. Sebanyak 4 siswa di SMAN 14 Depok.
“Sebetulnya kasihan anaknya. Sekolah yang melakukan atas persetujuan atau permintaan orang tua (ortu). Sangat menciderai psikologis anak. Sekarang sekolah masih diperiksa Itjen Kemendikbudristek,” ungkap salah satu Kepsek di Kota Depok yang tak bersedia disebut namanya.
Kabid Kesiswaan SMP Disdik Kota Depok, Joko Sutrisno menegaskan, bagi 51 siswa yang di coret akan dibantu difasilitasi mencari sekolah swasta. “Kami bertanggungjawab untuk membantu 51 siswa yang dicoret agar dapat segera bersekolah yang akan dibantu fasilitasi ke sekolah swasta bagi yang belum mendapatkan sekolah,” terangnya.
Kepala Disdik Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah mengutarakan dengan kejadian dicoretnya 51 siswa dari delapan SMAN tersebut akan dijadikan pembelajaran dan evaluasi. “Kami akan melakukan pembinaan Karakter dan manajemen satuan pendidikan sebagai sanksi kepada para guru dan satuan pendidikan,” tegasnya.