GITULAH.COM – Lembaga pemeringkat Moody’s kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil. Pencapaian ini mencerminkan ketahanan ekonomi yang berkelanjutan, didukung sumber daya alam yang melimpah, demografi kuat, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) stabil, dan kebijakan fiskal serta moneter yang prudent.
Kementerian Keuangan, dalam siaran persnya, menyebutkan Moody’s melihat permintaan domestik yang kuat dan reformasi struktural yang terus berlanjut, menjadi pendorong pencapaian ekonomi Indonesia sebesar 5,0 persen pada 2024-2025. Pertumbuhan tersebut melebihi rata-rata negara dengan rating sama yang sebesar 3,0 persen.
Dari sisi fiskal, Moody’s mengapresiasi komitmen Indonesia dalam menjaga defisit fiskal di bawah tiga persen dari PDB, serta menjaga rasio utang Pemerintah terhadap PDB tetap rendah dibandingkan negara peers. Selain itu, kebijakan Indonesia mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar dengan menjaga utang valas tetap proporsional juga disambut baik Moody’s karena berdampak positif pada stabilitas keuangan negara.
Moody’s mengakui upaya serius Indonesia dalam memperluas dan meningkatkan daya saing sektor manufaktur yang memiliki potensi signifikan dalam mendorong pertumbuhan PDB. Langkah tersebut dilakukan dengan tetap memperhatikan tantangan proses transisi karbon dan suksesi pemerintahan. Lebih lanjut, Moodys memandang masih terdapat ruang yang cukup untuk optimalisasi basis penerimaan negara.
Menanggapi keputusan Moody’s, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dalam siaran persnya menyatakan, “afirmasi itu merupakan bentuk kepercayaan dunia internasional atas stabilitas makroekonomi yang terjaga dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang positif.” Perry menambahkan Kepercayaan dunia internasional ini didukung kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara Pemerintah dan BI di tengah ketidakpastian ekonomi global yang meningkat.
Ke depan, ditegaskan Perry, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus meningkatkan sinergi kebijakan dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Moody’s menilai sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang erat menjadi dasar atas terjaganya kredibilitas kebijakan. Implementasi bauran kebijakan yang ditempuh BI dipandang mampu meredam volatilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang mempengaruhi arus masuk modal asing. Sementara, komitmen Pemerintah untuk tetap menjaga defisit fiskal di bawah batas tiga persen dari PDB mampu menjaga rasio utang Pemerintah terhadap PDB tetap rendah dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat yang sama.