BEI Ubah Daftar Saham LQ45 dan IDX30

Bisnis682 Views

GITULAH.COM – Daftar indeks LQ45 dan IDX30 bakal berubah pada 1 Februari 2023 nanti. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, ada perubahan susunan emiten yang masuk daftar tersebut berdasarkan tinjau ulang BEI atas berbagai faktor.

BEI tak hanya mengevaluasi kedua kelompok konstituen tersebut. BEI juga sudah meninjau ulang daftar indeks IDX80, Kompas100, Pefindo 25, Bisnis-27, MNC36, dan SMInfra18. Mulai 1 Februari, BEI akan mengeluarkan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), dan PT Timah Tbk (TINS) dari daftar IDX30. Emiten baru yang akan masuk IDX30 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

IDX30 merupakan indeks yang menampung emiten dengan kinerja keuangan berkualitas tinggi. Kelompok indeks ini mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Khusus pada indeks LQ45, ada sejumlah saham yang tidak lagi masuk dalam penghitungan BEI, yakni PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Emiten yang akan mengisi daftar tersebut adalah PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES), PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA), PT Surya Citra Media (SCMA), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), dan PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG).

Semua tentu sudah paham bahwa LQ45 merupakan kelompok saham yang 45 emiten yang ada di BEI. Saham-saham yang masuk kategori LQ45 sudah melalui pertimbangan likuiditas tertinggi dan kapitalisasi pasar terbesar dengan kriteria-kriteria lain yang sudah ditentukan.

Topik Lain :  Ekonomi Indonesia Triwulan II 2022 Tumbuh Tinggi

BEI melakukan tinjau ulang dan perubahan saham setiap enam bulan sekali pada Februari dan Agustus 2023. Seluruh saham yang masuk LQ45 sudah dikalkulasi dan dikelola oleh Bursa Efek Indonesia.

Di bursa saham, BEI berhak mengubah seluruh indeks tanpa pemberitahuan sebelumnya. “Tidak terbatas pada metode perhitungan dan hak untuk menangguhkan publikasi atas indeks BEI,” ungkap Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Pande Made Kusuma, Kamis (25/1/2023).

Bagi pelaku bursa, khususnya yang bertipe investor, saham-saham LQ45 sangat menjadi pertimbangan dan menjadi pilihan utama mereka untuk berinvestasi. Saham-saham kelompok blue chips ini dianggap aman, tak akan mengalami fluktuasi hebat, apalagi menghadapi ARB berjilid-jilid. 

Bursa Efek Indonesia ( BEI) melakukan evaluasi mayor bagi sejumlah indeks saham untuk periode Februari–Juli 2023, dengan tanggal  efektif per 1 Februari 2023. Berikut adalah rinciannya:

  • IDX30Masuk: AMRT, ESSA, MEDC
    Keluar: ICBP, INKP, TINS
  • LQ45Masuk: ACES, AKRA, ESSA, SCMA, SIDO, SRTG
    Keluar: BFIN, ERAA, HMSP, MIKA, MNCN, WIKA
  • IDX80Masuk: ADMR, BMTR, ELSA, MPMX, MYOR, PNLF, RMKE
    Keluar: ADHI, AGII, BACA, BTPS, DMMX, DSNG, LPPF
  • Kompas100Masuk: ABMM, ADMR, APIC, BABP, BBKP, BMTR, BSSR, MTMH, MYOR, PNBN, RAJA, RMKE, SGER, TOBA, WIFI
    Keluar: AMAR, BACA, BNBA, CENT, DMMX, IPTV, IRRA, LINK, LPKR, MARI, MMLP, MTDL, PMMP, PRDA, SAME

BEI melakukan evaluasi mayor terhadap indeks acuan secara berkala setiap 6 bulan, yakni pada Januari (untuk periode Februari–Juli) dan Juli (untuk periode Agustus–Januari).

Selain keempat indeks di atas, BEI juga melakukan evaluasi minor untuk periode Februari–April 2023 bagi indeks Bisnis-27MNC-36, dan  SMInfra18. Dalam evaluasi minor, BEI tidak mengubah konstituen saham dan hanya menyesuaikan bobot perhitungan saja.

Topik Lain :  Pilihan Saham untuk Perdagangan 10 April 2023

Key Takeaway  

Perubahan anggota pada indeks acuan dapat memberikan dampak bagi pergerakan harga saham terkait dalam jangka pendek, terutama di sekitar masa pengumuman. Hal tersebut dipicu oleh penyesuaian (rebalancing) portofolio yang dilakukan para fund manager yang menerapkan strategi investasi indexing atau mengikuti indeks, contohnya pengelola reksa dana indeks.

Reksa dana indeks sendiri merupakan jenis produk kelolaan manajer investasi yang memiliki karakteristik investasi yang mengikuti suatu indeks acuan, sehingga kinerjanya cenderung mengikuti performa indeks yang dijadikan acuan.

Sebagai contoh, beberapa reksa dana indeks yang tersedia saat ini antara lain: Avrist IDX30, BNI-AM Indeks IDX30, BNP Paribas SRI KEHATI, Danareksa Indeks Syariah, dan Principal IDX30. *