Pencak Silat Jadi Wajah Diplomasi Budaya Indonesia dalam Gala Dinner Dewan Olimpiade Asia 2025

JAKARTA – Indonesia kembali mencuri perhatian di pentas olahraga Asia melalui penampilan budaya yang memukau dalam Gala Dinner Olympic Council of Asia (OCA) General Assembly 2025. Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) mempersembahkan pertunjukan pencak silat yang menjadi simbol kuat diplomasi budaya dan penguatan positioning Indonesia di mata dunia.

Dari 45 negara anggota OCA, hanya ada enam negara yang diberikan kesempatan untuk tampil. Indonesia melalui tarian dari Etoile Dancer menjadi salah satu yang mencuri perhatian di akhir rangkaian acara. Bukan hanya menampilkan Indonesia, tapi juga kolaborasi budaya di Asia Tenggara baik dari olahraganya sampai ke kostum yang dipakai penari.

Tampil di hadapan Presiden International Olympic Committee (IOC) terpilih Kirsty Coventry, Presiden IOC sebelumnya Thomas Bach, Presiden OCA Raja Randhir Singh, serta seluruh delegasi dari negara-negara Asia, pertunjukan ini mengusung semangat Together for Excellence yakni keunggulan bukan hanya soal prestasi, tetapi juga tentang bagaimana Indonesia dan Asia Tenggara memperkenalkan identitasnya melalui kekuatan budaya.

“Tentu saja kami merasa terhormat dipercaya untuk menampilkan salah satu pertunjukan terbaik kami pada gala Olympic Council of Asia General Assembly. Kami mempersembahkan pertunjukan budaya Indonesia yang indah, termasuk pencak silat. Kami ingin membawa pencak silat ke level yang lebih tinggi,” ujar Presiden NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/5).

Topik Lain :  Final AFF 2022, Laga Ulang Garuda Muda versus Vietnam

Komite Eksekutif NOC Indonesia Josephine Tampubolon menambahkan kehadiran Etoile Dancer di General Assembley OCA merupakan kontribusi aktif Indonesia kepada OCA. “Indonesia setiap ikut acara itu tidak mau hanya sebagai tamu, tapi berkontribusi juga supaya menunjukkan eksistensi kita di Asia maupun internasional,” tambah Josephine.

Penampilan yang digarap oleh Art Director Etoile Dancer Archangela Lina Lukman ini menekankan pentingnya menyampaikan pesan budaya Indonesia secara artistik dan mendalam. “Pencak silat bukan hanya bela diri, tapi filosofi hidup yang mencerminkan unity of the world. Kami senang pesannya tersampaikan dengan kuat ke seluruh audiens,” ucap Angel.

Assistant Director & Choreographer Cepi Gunawan menambahkan pertunjukan ini juga mengintegrasikan unsur bela diri dari negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat narasi regionalitas. “Kami cari benang merahnya agar budaya Asia Tenggara bisa bersatu dalam semangat pencak silat. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, pesan budaya Indonesia diterima dengan hangat,” ungkap Cepi. Melalui pertunjukan ini, NOC Indonesia tidak hanya mempromosikan pencak silat sebagai olahraga warisan, tetapi juga menegaskan peran Indonesia sebagai kekuatan budaya dan olahraga yang tumbuh dan bersinar di jantung Asia.