JAKARTA – Bakal calon gubernur dan wakil gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pramono Anung dan Rano Karno secara resmi mendaftar sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Menggunakan oplet, keduanya bergerak menuju kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama ikut mengantar pasangan Pramono Anung dan Rano Karno mendaftar secara resmi, Rabu (28/8).
Langkah PDIP untuk tetap mengusung Pramono-Rano pada Pilkada DKI Jakarta, maka partai kepala banteng itu dinilai masuk perangkap Joko Widodo. Pandangan tersebut dilontarkan Direktur Ekskutif Oversight of The Indonesian Democratic Policy, Satyo Purwanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/8).
Perangkap
“Tanpa sadar mereka sekali lagi masuk perangkap. Sebab si calon adalah representasi istana yang hari ini pun masih nyaman jadi stafnya Jokowi,” kata Satyo. Pramono Anung, satu di antara kader PDIP yang masih berada di kabinet Indonesia Maju, Jokowi-Maruf Amin.
Padahal kata Satyo, harusnya PDIP dapat mengambil momentum dari perjuangan mahasiswa dan rakyat Indonesia agar tegaknya konstitusi dan demokrasi di Indonesia. “Pembajakan dinasti Jokowi melalui revisi UU Pilkada akhirnya kandas dengan gempuran demo besar-besaran hampir di seluruh Indonesia,” tandasnya.
Momentum ini, menurut Satyo, akan maksimal jika PDIP mengusung Anies. Pasalnya, aktivis buruh itu menilai sosok Anies merupakan simbol demokrasi dan perubahan. “Momentum dan peluang rebound PDIP jika tidak dipergunakan sebagai manamestinya, maka patut diduga PDIP sedang dalam tekanan?” demikian Satyo.