NOC Indonesia: PSSI Sedang Transformasi Timnas ke Level Lebih Tinggi

Sepak Bola332 Views

JAKARTA – Timnas Indonesia meraih hasil positif pada laga kedua babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (10/9) malam WIB. Menghadapi Australia yang berperingkat 24 dunia, Timnas Indonesia berhasil menahan imbang dengan skor 0-0.

Hasil teersebut tak lepas dari penampilan penjaga gawang, Maarten Paes. Kiper berdarah Indonesia melalui garis neneknya yang lahir di Kediri, Jawa Timur itu merupakan pemain naturalisasi yang bermain di klub MLS, FC Dallas.

Pada pertandingan melawan Australia, Paes yang kini berusia 26 tahun itu tampil gemilang dengan banyak melakukan penyelamatan. Bahkan, Paes yang menjadi benteng kokoh pertahanan Timnas Indonesia itu menjadi Man of the Match usai berhasil melakukan lima penyelamatan penting.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, yang menyaksikan perjuangan Timnas Indonesia dari India usai menghadiri General Assembly Olympic Council Asia (OCA) ke-44, mengatakan hasil ini menandakan PSSI sedang berada di jalan yang tepat.

Okto melihat Timnas Indonesia mampu memberikan permainan yang berbeda di tangan pelatih Shin Tae-yong. Menurutnya, PSSI sedang menjalani transformasi sepak bola guna mencapai prestasi Timnas yang mendunia.

Penjaga gawang skuad Garuda, Maarten Paes sedang melakukan pemanasan sebelum bertanding melawan Australia di Stadion Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Selasa (10/9). Foto : Wahyu Purwadi/Gitulah.com.
Topik Lain :  Sebanyak 10 persen Hasil Penjualan Tiket Indonesia vs Palestina Disumbangkan ke Palestina

“PSSI on the right track dengan melakukan apapun untuk membawa timnas ke level yang lebih tinggi lagi. Tidak hanya naturalisasi saja, tetapi pemain lokal seperti Rizky Ridho juga bisa menunjukkan performa yang bagus,” kata Okto.

Okto berharap apa yang dilakukan PSSI selaku organisasi sepak bola di Indonesia bisa terus meningkatkan level Timnas Indonesia, termasuk untuk mengulang capaian lolos ke Olimpiade pada 1956 Melbourne. Terlebih, sepak bola merupakan salah satu olahraga favorit di Indonesia dan PSSI sudah berdiri sebelum kemerdekaan, tepatnya pada 1930 melalui perkumpulan sepak bola lokal saat itu.

“Sejarah sepak bola Indonesia sudah begitu Panjang. Bagi sebagian orang, sepak bola merupakan harga diri bangsa, jadi NOC Indonesia mendukung kerja PSSI agar level timnas bisa lebih tinggi dan berprestasi,” tutur Okto.

Setelah melawan Australia, Skuad Garuda akan melakoni dua pertandingan tandang pada Oktober mendatang. Indonesia akan berhadapan dengan Bahrain dan China sebelum bermain dua kali di kandang pada November 2024 menghadapi Jepang dan Arab Saudi.