GITULAH.COM – Papua Football Academy (PFA),akademi Sepakbola usia muda yang didirikan PT Freeport Indonesia pada 2022, mulai meluluskan sebanyak 24 siswa angkatan perdana, Rabu (19/6). Suasana haru sekaligus bahagia mewarnai ruang indoor hall Basket Mimika Sports Complex, menandai kelulusan 24 Anak-anak berbakat asal Papua ini menuntaskan pendidikan selama dua tahun.
Sebanyak 24 anak ini berhasil bersaing dengan 477 anak-anak lainnya dari 3 kota besar di Papua, yakni Jayapura, Timika dan Merauke. Direktur Teknik sekaligus Direktur Akademi PFA, Wolfgang Pikal mengungkapkan, dari 24 lulusan perdana ini diharapkan banyak yang bisa mentas menjadi pemain bola professional.
“Tantangan selanjutnya bagi anak-anak ini adalah kecepatan mereka beradaptasi dengan baik di akademi-akademi lanjutan di Jawa. Anak-anak harus memiliki kesabaran dan semangat yang sama seperti awal bergabung di PFA nanti di tempat baru yang memiliki fasilitas dan sistem yang berbeda dengan PFA,” ujar Mantan Asisten Pelatih Timnas Indonesia ini, dalam rilisnya usai Graduation Class of 2024 PFA.
Direktur dan EVP Sustainable Development and Community Relation PT. Freeport Indonesia Claus Wamafma mengatakan putra Papua juga bisa menjadi mutiara bersinar saat berpijak di luar daerah. Apalagi lewat sepak bola, putra asli Papua selalu disegani. “Apa yang sudah kita lakukan sudah di jalan yang benar. Kita mulai bangun jalan untuk anak-anak ini kedepannya dan itu sesuatu yang menggembirakan.” ungkapnya.
Claus menambahkan, lewat program PFA, selain dari pendidikan sepak, anak-anak juga mendapat pendidikan formal dan pendidikan karakter. “Hal ini diharapkan bisa menjadi bekal mereka di kemudian hari dan juga menjadi contoh bagi anak-anak Papua lainnya,” urai Claus.
PFA memiliki visi memberikan pendidikan dan mengoptimalkan talenta anak Papua menjadi individu unggul yang berintelegensi, kompetitif, percaya diri, adaptif, melalui sepakbola dan berpeluang menjadi pemain sepak bola profesional di Tanah Air serta Internasional. Lebih luas, anak-anak Papua diharapkan pula menjadi sumber daya manusia produktif dari Tanah Papua untuk Indonesia.
