Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Indonesia Merata di Seluruh Wilayah

Ekonomi356 Views

GITULAH.COM – Pemulihan ekonomi Indonesia terus dilakukan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan sampai Kuartal I 2023, pemulihan ekonomi Indonesia menunjukan pemerataan di seluruh wilayah, baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitasnya.

Sri Mulyani menjelaskan, selain pulau Jawa dengan penyumbang pertumbuhan terbesar mencapai 57,2 persen, juga ditopang daerah-daerah lain seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua yang juga memiliki pertumbuhan yang cukup kuat dan menunjukan pemulihan. “Presiden meminta seluruh jajarannya untuk menurunkan kemiskinan absolut pada 2024 dan juga stunting yang merupakan salah satu komponen penyumbang terhadap kualitas SDM kita ke depan,” ungkap Menkeu dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (5/6).

Dalam kesempatan yang sama Sri Mulyani juga melaporkan optimisme terhadap tingkat inflasi yang menunjukan tren positif atau mengalami penurunan. Hal itu terutama ditunjang saat perayaan Ramadhan dan Hari Raya Idhul Fitri yang menunjukan kenaikan tingkat konsumsi masyarakat yang cukup signifikan.

Topik Lain :  Perekonomian Nasional Tumbuh Baik, Menkeu: Momentum Ini Terus Dijaga

“Pemerintah juga melakukan upaya untuk menurunkan volatile food dan administered price, sehingga dua komponen ini memberikan dukungan terhadap penurunan inflasi meski dalam situasi harga-harga pangan dan harga energi dunia masih cukup volatile,” ujarnya. Selain itu, hirilisasi Sumber Daya Alam (SDA) juga menjadi salah satu fokus pemerintah agar lebih memiliki nilai tambah di dalam negeri, sehingga membuat Indonesia memiliki ketahanan yang cukup tinggi dari sisi keseimbangan eksternal.

Topik Lain :  Hadapi Tren Ekonomi Global, Menkeu Ungkap Empat Fokus di Tahun 2023

“Ekonomi kita yang masih ekspansif. Berarti di satu sisi tetap optimistis namun di sisi lain tetap harus hati-hati, karena memang risikonya cukup nyata. Optimisme masyarakat dari sisi confidence, indeks keyakinan konsumen masih kuat sampai dengan April dan ditopang dengan inflasi yang cukup stanil sehingga memberikan alasan bagi masyarakat untuk tetap optimis,” jelasnya.