Ekonomi Kuartal I Tumbuh Kuat dan Stabil, Pemerintah Waspadai Moderasi Penerimaan Negara

Ekonomi307 Views

GITULAH.COM – Di tengah tren perlambatan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan kuat dan stabil. Tingkat pengangguran dan kemiskinan konsisten menurun. Meski begitu, Pemerintah mewaspadai moderasi Penerimaan Negara ke depan.

“Tekanan global, sudah diprediksi tahun ini adalah tahun lemah pertumbuhan. Pasti nanti berimbas dan kita sudah mulai melihat. Ekonomi Indonesia masih sangat resilien dengan pertumbuhan kuartal I dan penerimaan negara yang masih tumbuh cukup tinggi. Pertumbuhan ekonomi kita menggambarkan daya tahan ekonomi cukup baik dan momentum perkuatan APBN terus dijaga,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Mei secara daring, Senin (22/5).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I 2023 mencapai 5,0 persen sedikit lebih rendah dibanding Filipina (6,4 persen) dan Malaysia 5,6 persen, namun lebih kuat dibanding Cina (4,5 persen). Tingkat inflasi domestik terkendali selama Ramadhan dan Lebaran 2023. Stabilitas harga pangan terjaga dengan baik, bahkan cenderung menurun. Tingkat inflasi Indonesia bulan April mencapai 4,3 persen (yoy).

Topik Lain :  Hadapi Tren Ekonomi Global, Menkeu Ungkap Empat Fokus di Tahun 2023

Selain itu, tingkat pengangguran bulan Februari 2023 sebesar 5,45, menurun dari bulan Februari 2022 sebesar 5,83. Sedangkan tingkat kemiskinan bulan September 2022 sebesar 9,57, menurun dari bulan September 2021 sebesar 9,71. Penurunan ini merefleksikan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan akan terus diakselerasi. Secara spasial, tren pertumbuhan positif terjadi di semua kawasan.

Di sisi pendapatan negara, Sri menjelaskan, kinerja baik hingga akhir April 2023 terus berlanjut dan tumbuh 17,3 persen (yoy). Hingga akhir April 2023, Pendapatan Negara tercapai sebesar Rp1.000,5 triliun atau 40,6 persen dari Target APBN 2023. Pendapatan Negara dari Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih tumbuh cukup tinggi, namun mulai melambat, sementara Pendapatan Kepabeanan dan Cukai menurun.

Topik Lain :  Tarif PPN Jadi 11 Persen Per 1 April 2022, Menkeu: Masih di Bawah Rata-Rata Dunia

Secara keseluruhan, Pelaksanaan APBN hingga akhir April 2023 mencatatkan surplus sebesar 1,12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). “Dengan pengelolaan yang prudent dan akuntabel, realisasi pembiayaan terjaga baik dalam mendukung kinerja APBN,” jelas Sri. Pembiayaan utang (neto) melalui SBN dan pinjaman hingga akhir April 2023 terealisasi sebesar Rp243,9 triliun (35,0 persen dari target). Pemerintah senantiasa berhati-hati dalam melakukan penerbitan SBN dan penarikan pinjaman dengan mencermati dinamika pasar keuangan.

Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan tetap resilien. Kinerja APBN hingga bulan April masih mencatatkan surplus ditopang kinerja pendapatan yang masih kuat. APBN tetap solid menjaga momentum pertumbuhan dan pemulihan ekonomi dengan tetap mewaspadai perkembangan risiko dan kondisi ekonomi global serta potensi moderasi penerimaan sebagai dampak menurunnya harga komoditas global.