Garuda Indonesia Siapkan Tiga Skenario Right Issue

Bisnis541 Views

JAKARTA – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berencana melakukan penambahan modal melalui right issue. Garuda siap melepas sebanyak 225 miliar saham baru atau setara 871,44% dengan harga pelaksanaan antara Rp 50-Rp 150 per saham.

Rencana tersebut diungkapkan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rionald Silaban, yang menyebutkan harga pelaksanaan dipatok di kisaran Rp 50 sampai Rp 150 per saham. Diungkapkan pula tiga skenario disiapkan untuk memberikan pemahaman terhadap risiko yang muncul selepas right issue.

“Skenario pertama, jika pemegang saham minoritas atau publik yang tidak mengambil haknya dengan rentang harga pelaksanaan Rp 50 – Rp 150 per saham, maka kepemilikan negara setelah right issue Garuda Indonesia berada pada rentang 53,12 persen hingga 54,08 persen,” terang Rionald dalam rapat kerja dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (26/9).

Baca juga : Konsolidasi Utang, Garuda Indonesia Raih Laba Bersih Rp 57 Triliun

Skenario kedua, lanjutnya, jika pemegang saham minoritas Garuda Indonesia mengambil haknya dengan rentang harga pelaksanaan Rp 50- Rp 150, maka kepemilikan negara akan berada pada rentang 51,43 persen sampai 52,7 persen. Artinya, jika pemegang saham minoritas mengeksekusi haknya maka akan terhimpun dana 358 juta dolar AS, sehingga bila ditambahkan dengan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar 505 juta dolar AS, maka total pada aksi penggalangan dana ini mencapai 863 juta dolar AS.

Skenario ketiga, jelasnya, adalah jika pemegang saham minoritas Garuda Indonesia tidak mengambil haknya dengan harga pelaksanaan antara Rp 50 – Rp 150 per saham, maka kepemilikan negara akan berada pada rentang 66,43 persen sampai 65,51 persen.

Topik Lain :  Tiket Kereta Api Periode Libur Natal Masih Tersedia

“Kita memang membuat simulasi hanya untuk memastikan kita mengerti risikonya,” papar Rionald. Sedangkan pelaksanaan right issue dan konversi saham, ditargetkan selesai pada akhir Desember 2022 dan RUPSLB direncanakan berlangsung pada 14 Oktober 2022.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menambahkan bahwa apabila right issue kali ini tidak terserap, maka perseroan mempertimbangkan untuk melaksanakan right issue kedua tahun depan. “Kita sepakat bila tidak terserap, kita berencana juga untuk right issue kedua tahun depan,” ujarnya.