GITULAH.COM – Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bertemu sejumlah petinggi Pemerintah Jepang, membahas kerja sama di bidang transportasi berkonsep Transit Oriented Development (TOD). Konsep ini termasuk Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta East-West. Pertemuan dilakukan di Tokyo, Jepang, Rabu (24/4). Dalam kesempatan itu, Heru bertemu dengan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang Tetsuo Saito.
Sehari sesudahnya, Heru juga bertemu dengan Senior Vice President of Japan International Cooperation Agency (JICA) Hataeda Mikio. Pertemuan ini sekaligus menutup rangkaian kunjungan kerja dengan menghadiri TOD Investment Forum di Tokyo. Guna mempercepat pembangunan MRT Jakarta, Heru mengharapkan Loan Agreement Proyek MRT East-West dapat segera ditandatangani agar rencana groundbreaking pada bulan Agustus 2024 dapat terealisasi.
Pembangunan MRT East-West meliputi tiga provinsi, yakni Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat, dengan trase indikatif dari Balaraja ke Cikarang sepanjang 84,1 kilometer. Adapun pembangunan di wilayah DKI Jakarta terbagi dalam dua tahap, yaitu Tomang-Medan Satria (24,5 km) dan Tomang-Kembangan (9,2 km).
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Pemprov Jawa Barat, dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi telah menandatangani Kesepakatan Bersama untuk mendukung pembangunan MRT East-West Phase 1 Stage 1 yang akan menghubungkan stasiun MRT dari Tomang ke Medan Satria pada 17 Februari 2023. “Pengembangan jaringan MRT East-West akan meningkatkan aksesibilitas transportasi, menciptakan peluang investasi, terutama dalam pengembangan TOD, memperkuat pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup penduduk Jakarta, serta menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia,” kata Heru dalam siaran pers Pemprov DKI Jakarta, Jumat (26/4).
Heru menjelaskan pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi perkotaan Jakarta akan meningkatkan kualitas hidup warga, sekaligus mempersiapkan Jakarta sebagai kota global dan pusat ekonomi pascapemindahan Ibu Kota ke Nusantara. “Kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan memainkan peran penting dalam hal penyedia pendanaan yang akan mendukung percepatan transformasi transportasi publik di Jakarta,” ujarnya.