Meningkat, Permintaan Kendaraan Listrik di Laos

Otomotif195 Views

GITULAH.COM – Karena melonjaknya harga bahan bakar, semakin banyak orang di Laos yang beralih ke kendaraan listrik (EV) dengan tujuan menghemat biaya bahan bakar dan mengurangi polusi udara. Sengchan Khamxay, seorang pedagang berusia 35 tahun di Provinsi Vientiane, memutuskan untuk beralih menggunakan kendaraan listrik lima bulan lalu, dan sekarang dia sangat senang karena hal ini membantu memangkas biaya hidup.

“Pekerjaan saya mengharuskan saya berkendara ke berbagai lokasi beberapa kali sehari. Sebelumnya, saya menggunakan mobil bertenaga diesel dan pengeluaran saya untuk bahan bakar tinggi, yaitu 200 hingga 300 dolar AS per bulan,” kata Sengchan kepada Xinhua, Jumat (29/9/2023). “Saya pikir mobil listrik akan menjadi cara terbaik untuk membantu menghemat uang saya, dan saya benar.”

“Selain hemat biaya, kendaraan listrik juga ramah lingkungan. Dengan harga yang kompetitif, desain modern, teknologi canggih, dan fitur keselamatan, saya rasa banyak orang yang mampu membelinya,” ujarnya.

Pemerintah Laos sangat mendorong penggunaan kendaraan bertenaga listrik dalam upaya mengurangi kebutuhan bahan bakar impor dan menjamin keamanan energi yang lebih baik. Buavanh Vilavong, direktur jenderal Departemen Perindustrian dan Kerajinan di bawah Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Laos, mengatakan penggunaan kendaraan listrik di Laos sangat mendesak untuk meminimalkan anggaran impor minyak bumi. Menurut dia, nilai impor produk ini di Laos relatif tinggi, menyumbang 20 persen dari total nilai impor.

Sementara itu, Laos memiliki potensi produksi listrik yang besar. Oleh karena itu, mendorong penggunaan kendaraan listrik secara nasional adalah cara yang tepat untuk memanfaatkan sumber daya internal serta memastikan keseimbangan perdagangan.

Pada Juli 2023, Pemerintah Laos mengimpor solar senilai 65 juta dolar AS dan bensin kelas reguler dan premium senilai 20 juta dolar. Pada Agustus 2023, pengeluaran turun menjadi 58 juta dolar untuk solar dan 17 juta dolar untuk bensin kelas reguler dan premium, data resmi menunjukkan.

Topik Lain :  Di AS, Harga Jual Mobil Listrik Seken Merosot Hampir Sepertiganya pada 2023

Pemerintah tengah mendorong penggunaan kendaraan listrik. “Saya masih ingat ketika Laos menghadapi kekurangan bahan bakar selama berbulan-bulan pada awal tahun 2022, dengan banyak pompa bensin yang tutup dan antrean panjang di pompa bensin yang tetap buka. Mengerikan,” kata pria berusia 36 tahun bernama Phakdy kepada Xinhua.

“Karena harga bahan bakar masih mahal, saya tidak ingin membuang-buang uang lagi untuk membeli bahan bakar. Sekarang saya berencana membeli mobil listrik pada akhir tahun ini,” ujarnya.

Depresiasi kip Laos yang terus berlanjut di tengah kenaikan harga minyak dunia telah menimbulkan malapetaka bagi distributor bahan bakar. Mereka harus mengimpor bahan bakar dari luar negeri dalam mata uang asing dan menjualnya ke konsumen dalam mata uang lokal.

Untuk mencegah penurunan impor bahan bakar, pemerintah berupaya memastikan bahwa importir bahan bakar memiliki akses terhadap mata uang asing yang cukup untuk membeli semua bahan bakar yang dibutuhkan konsumen Laos.

Pada 2022, jumlah kendaraan listrik yang digunakan tercatat sebanyak 3.201 unit, terdiri dari mobil sebanyak 1.428 unit dan sepeda motor sebanyak 1.773 unit. Saat ini terdapat lebih dari 20 stasiun pengisian daya di Laos dan 18 dealer telah menyatakan minatnya untuk mengimpor kendaraan listrik untuk dijual di seluruh negeri.

Hingga April 2023, sebanyak 3.895 kendaraan bertenaga listrik telah diimpor ke Laos, 1.773 di antaranya adalah sepeda motor. Pemerintah Laos mempromosikan kendaraan listrik untuk memajukan penggunaan energi ramah lingkungan dalam transportasi, dengan tujuan mewujudkan rencana aksi pada tahun 2025, strategi pada tahun 2030, dan visi pada tahun 2050. *