JAKARTA – Indonesia mengafirmasi tiga isu penting pada Presidensi G20 tahun ini, yaitu membangun tatanan baru kesehatan global, transformasi digital untuk ekonomi maupun sektor-sektor lain, dan transmisi energi menuju energi yang berkelanjutan. Pada jalur keuangan (finance track), tiga isu utama tersebut difokuskan dalam enam agenda prioritas yang salah satunya adalah inklusi keuangan digital dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo, seperti dilansir web resmi Kementerian Keuangan, mengatakan pemerintah mengusung agenda inklusi digital dan UMKM karena UMKM memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Selain itu, jumlah pelaku UMKM di Indonesia juga semakin berkembang.
UMKM berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dimana UMKM menyumbang 61,1% PDB nasional dan mendominasi 99% lebih unit usaha di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut, UMKM juga mendukung 14,7% ekspor dan membuka 97% lapangan kerja.
Yustinus menambahkan bahwa Indonesia berani mengusung tema UMKM karena Indonesia punya contoh konkrit yang sudah terbukti bermanfaat. Salah satunya, program pembiayaan ultra mikro (Umi). Program kelolaan Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) yang merupakan special mission vehicle Kementerian Keuangan ini menyasar kelompok terbawah yang tidak punya akses ke perbankan.
Penyaluran pembiayaan UMi dilakukan melalui lembaga keuangan bukan bank, seperti koperasi dan lembaga keuangan mikro yang langsung bersentuhan dengan masyarakat luas. Hal ini dilakukan agar para pelaku usaha ultra mikro dapat memperoleh pembiayaan dengan lebih mudah dan cepat.
Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah mengatakan bahwa di tengah kondisi pandemi yang belum berakhir, penyaluran pembiayaan UMi terus tumbuh positif. Di tahun 2021 pembiayaan UMi mencatatkan realisasi penyaluran kepada 1,9 juta debitur dari target 1,8 juta debitur (109 persen target) dengan nilai penyaluran mencapai Rp7,03 triliun.